Jumat, 26 Juni 2015

Tidak Ada Piring di Domino Pizza

Domino Pizza
Setiap kali ke rumah tante Ita di Antapani Bandung, kami selalu melewati Domino Pizza. Aku ingin makan pizza di situ. Tapi kata Ayah, "itu kartu domino, bukan Pizza."

"Kartu domino itu apa Ayah?" tanya adikku, Aisya.

Pesanan di Layar
"Itu, kartu untuk mainan orang dewasa," jawab Ayah, sambil terus menyetir. Duh, pengen banget makan pizza. Aku sangat suka makan pizza, apalagi yang kejunya banyak.

Ketika ke Bandung lagi, aku memaksa Ayah makan pizza di Domino Pizza. Asyiik, akhirnya bisa merayu ayah. Yes!

Tempatnya mungil dan unik. Di sini kami bisa melihat pesanan kami lewat layar komputer. "Sedang disiapkan", begitu tulisan yang ada di komputer yang tergantung. beberapa menit kemudian, "sedang di oven", begitu seterusnya, sampai pesanan siap. Di Domino Pizza, pizzanya dibuat langsung, eh, maksudnya termasuk adonan tepungnya. Kita bisa melihat langsung, pegawainya membuat pizza dan roti keju pesanan kita. 
Hmmm...lezzatos!

Apa yang kami pesan selain pizza? Tadi sudah disebutkan, Aisya ingin makan roti keju, Ibu memesan Chocolate Lava. Oya, pizzanya kita pesan yang banyak kejunya. Setelah menunggu, akhirnya pesanan kita sudah selesai. Di layar komputer terlihat bahwa pesanan kami sedang dikemas. Lho? kan mau makan di sini? 

Dekorasi Dinding Lantai Dua
Rupanya, di Domino Pizza Antapani, tetap dikemas dalam karton pizza walaupun makan di tempat. Tidak ada piring, garpu, sendok, seperti kalau kita makan di restoran. Jadi kami langsung makan fresh tanpa piring, sendok, pisau atau garpu. Pakai tangan langsung. Kata Ayah, memang contoh Nabi Muhammad juga makan menggunakan jari tangannya. Tapi sebelum makan, jangan lupa cuci tangan dahulu.

Selfie

Ternyata pizzanya lezzatoz! Mantap! Kriuk-kriuk gitu. Ditambah rasa kejunya yang menggoyang lidah. Belum lagi roti kejunya, wah, sedap banget. Yang lebih enak lagi, Chocolate Lava yang dipesan Ibu. Wuih, luarnya kue coklat mirip brownies, tapi dalamnya ada coklat cairnya, jadi mirip kayak gunung yang lavanya mengalir keluar. Aku icip chocolate lavanya, nyesel deh ngga pesan tadi. Enak banget, banget dan banget.

Di atas, ternyata masih ada tempat untuk makan. Ruangnya dihias lucu, penuh gambar-gambar. Aku sempat berfoto bersama adikku, dan sepupuku Amrita. 

Begitu cerita aku di Domino Pizza. Kalau ke Bandung lagi, aku pengen ke Domino Pizza!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Naylal Azka's Diary Published @ 2014 by Ipietoon